DESA WISATA KELOR

banner-desa-wisata-kelor

 

PROFIL KAMPOENG SEDJARAH KELOR

Apresiasi… Eksplorasi… Edukasi…

Kampoeng Sedjarah Kelor berada di wilayah desa Bangunkerto, kecamatan Turi, kabupaten Sleman, propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berjarak ± 25 km dari pusat kota ke arah utara, atau ± 10 km dari ibu kota kabupaten.

Dusun ini dapat dicapai melalui jalan darat (beraspal) dalam waktu ± 30 menit dari pusat kota. Kendaraan berupa bus besar dapat mencapai dusun ini dengan tempat parkir yang cukup luas dan situasi aman.

Kampoeng Sedjarah Kelor berada pada ketinggian ± 700 meter DPL dengan rerata curah hujan 3.070 mm/tahun.

Dengan ketinggian tersebut, kampoeng ini berhawa sejuk (25 – 35° C).

Suasana alam pedesaan diperkuat dengan adanya hamparan kebun salak, sungai yang jernih dan kolam-kolam ikan milik penduduk/kelompok serta panorama gunung merapi dari kejauhan.

Nama Desa:         Kélor.
Nama Organisasi: Dewi Kadja® (Desa Wisata Kampoeng Sedjarah Kélor)

Lokasi:                Kélor, Bangunkerto, Turi, Sleman, Yogyakarta. Kode Pos 55551.
E-mail:                biru_ruru@yahoo.com

Telepon:             085-6435-77238 (Harwanto)
081-3921-66092 (M. Faisal)

Jarak dari pusat kota Yogyakarta: ± 25 km dari pusat kota ke arah utara.

Jarak dari Ibukota Kabupaten: ± 10 km dari pusat kota ke arah utara.
Ketinggian: ± 700 meter DPL.
Suhu Udara: ± 25 – 35° C

pt-perinova-jkt_24reuni-smp-1-yk_12

Rumah Joglo
Rumah Joglo yang didirikan pada tahun 1835 ini merupakan saksi sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Dimasa awal pendiriannya, fungsi yang lebih menonjol adalah sebagai tempat musyawarah masalah kenegaraan dan menyusun strategi dalam melawan Belanda.

Pada saat clash II di Yogyakarta, menjadi markas besar tentara pelajar (TP) seluruh Yogyakarta di bawah pimpinan Kapten Martono (Menteri Transmigrasi masa pemerintahan presiden Soeharto).

Joglo Kelor merupakan joglo terbaik se-Kabupaten Sleman.

Hal ini terlihat dari bagian-bagiannya yang lebih lengkap dan masih asli.

Menurut pandangan metafisika, rumah joglo ini memiliki energi spiritual yang dapat dirasakan dalam radius ± 100 meter.

Secara Resmi, Joglo Kelor menjadi obyek wisata pada bulan oktober 2002.

Beberapa waktu lalu, sebuah Sepeda (yang dipakai oleh Kapten Martono) dan Lampu Gantung (yang digunakan untuk penerangan dalam rapat-rapat TP), di pindahkan dari Joglo ke Benteng Vredeburg.

 

Seni dan Budaya
Dusun Kelor memiliki beberapa kesenian tradisional, yaitu: jathilan (kuda lumping), gamelan, kethoprak, tari tradisional Yogyakarta dan sholawatan klenthingan.

kb-tkit-al-khairat_01

Tradisi yang masih terpelihara dengan baik adalah tradisi daur hidup, yaitu kelahiran, khitanan, mantenan, mitoni, brokohan selapanan. Tradisi adat jawa Suran, Saparan, Selikuran dan Ruwahan masih ada di masyarakat sampai saat ini.

 

Perkebunan Salak
Penduduk dusun Kelor rata-rata memiliki kebun salak yang berlokasi di sekitar dusun.

 

sma-don-bosco-jkt_09

Perkebunan tersebut sudah mengalami musim petik sejak tahun 1990. Panen raya setiap tahun berkisar pada bulan Juni & Desember.

Wisatawan yang datang ke dusun ini dapat menikmati perkebunan yang terbentang dari utara sampai selatan dusun Kelor.

Di waktu siang, wisatawan dapat berinteraksi langsung dengan petani dalam hal penanaman, pemeliharaan, pembudidayaan dan pemetikan salak CUWO (tergantung musim).

Dipandu dengan cahaya ‘senthir’ di sepanjang perjalanan, wisatawan juga dapat menyusuri hamparan perkebunan ini di waktu malam.

Dilanjutkan dengan api unggun di halaman Joglo …. sebuah eksotisme masa lalu yang mengesankan. Pengunjung dapat pula melakukan kemah di lapangan terbuka yang terletak di antara kebun salak.

Nama CUWO diambil dari ciri khas tandan salak yang berbentuk mangkuk (bahasa jawa: cuwo).

Nama ini juga mengingatkan pada mata air yang terbentuk pertama kali di dusun Kelor.

 

Jelajah Sungai Bedhog

Sungai bedhog merupakan anak sungai yang terbentuk dari letusan gunung merapi.

pec-minomartani_11

sungai

outbon

Sungai ini melintas di sebelah timur dusun sepanjang ± 1, 5 km dengan lebar sungai 3 – 5 meter dan kedalaman air maksimal 1 meter.

Wisatawan dapat menikmati keindahan alam sungai bedhog dan melakukan penyusuran sepanjang ± 1,5 km. Di sungai ini, kami sediakan tempat rehat maupun mengeksplorasi air.

Waktu terbaik menikmati sungai ini adalah pagi sampai siang hari. Wisatawan dapat mandi di mata air yang ada di sungai ini. Masyarakat setempat menyebut mata air ini dengan nama belik Cuwo.

Sampai saat ini, belik Cuwo masih digunakan sebagian masyarakat untuk mandi. Menjelang pertunjukan kesenian jathilan, mata air ini juga digunakan untuk melakukan ritual pemandian kuda lumping.

Kolam Ikan

Di dusun Kelor terdapat beberapa kolam ikan milik pemuda dan penduduk.

kolam-ikan

Wisatawan dapat memancing, menjaring ikan ataupun mengeksplorasi lumpur dengan cara ngesat blumbang (bedah kolam). Jenis ikan yang dipelihara adalah: nila, tawes, gurameh, emas (tombro), bawal dan lele.

 

Makanan Khas

Kami menyediakan makanan khas berupa nasi pondoh dan tempe bacem.

Makanan ini biasanya disajikan ketika ada sambatan (gotong royong membangun rumah). Pengunjung dapat pula mempraktikkan pembuatan makanan ini di dapur tradisional yang ada.

Kami juga menyediakan makanan khas pedesaan lainnya.

Bagikan Info Ini Pada Yang Lain: